Selasa, 15 November 2011

Larangan Valentine

Oleh: Ustadz Abu Ammar al-Ghoyami -
hafizhahullah-
Tidaklah ada sebuah syariat yang diajarkan Islam
yang berakibat keburukan. Dan terbukti bahwa
seluruh apa yang disyariatkan Islam benar-benar
membawa kebaikan dan mengantarkan umat yang
ta ’at menuju kepada keridhoan. Tatkala valentine’s
day bukan dari dan untuk Islam, sudah tentu ia
mengandung berbagai jenis kerusakan dan
keburukan. Tentu di antaranya ialah membawa
racun-racun dosa bagi siapa saja yang turut serta
di dalamnya. Di antara dosa-dosa ber-valentine
yang begitu nyata itu ialah:
Dosa Latah dan Ber-tasyabbuh
Di antara dosa-dosa ber-valentine ialah latah dan
meniru serta ber-tasyabbuh. Meniru dan latah erat
kaitannya dengan rasa kagum, pengagungan, serta
kecintaan seseorang. Tidaklah seseorang meniru
melainkan sebab kekagumannya, atau
pengagungannya atau sebab kecintaannya. Jauh-
jauh hari Islam telah mengingatkan umatnya agar
berhati-hati dan waspada dari kebiasaan latah dan
meniru-niru. Sebab salah melatah dan meniru akan
berakibat kesalahan yang sungguh sangat
berbahaya. Apabila yang ditiru ialah orang-orang
yang sholih yang menjadi qudwah (teladan) umat
maka keberuntungan. Namun apabila yang ditiru
ialah kaum fasiq (suka berbuat dosa), kaum kafir,
maka berarti musibah dan kemaksiatan.
Perhatikanlah sabda Rosululloh shallallahu ‘alaihi
wasallam tentang perilaku apa yang kiranya akan
dilakukan oleh umat ini. Abu Said al-Khudri
radhiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rosululloh
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ﻟﺘﺘﺒﻌﻦ ﺳﻨﻦ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻠﻜﻢ ﺷﺒﺮﺍ ﺷﺒﺮﺍ ﻭﺫﺭﺍﻋﺎ
ﺑﺬﺭﺍﻉ ، ﺣﺘﻰ ﻟﻮ ﺩﺧﻠﻮﺍ ﺟﺤﺮ ﺿﺐ ﺗﺒﻌﺘﻤﻮﻫﻢ . «
ﻗﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻗﺎﻝ » ﻓﻤﻦ
»
“Sungguh kalian akan mengikuti (perlakuan) orang
yang sebelum kalian, sejengkal sejengkal, dan
sehasta demi sehasta, sehingga seandainya
mereka masuk ke lubang biawak sekalipun tentu
kalian tetap mengikuti mereka. ” Kami bertanya:
“Wahai Rosululloh, apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?”. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Siapa (kalau bukan mereka)?”[i]
Sungguh, sebagian besar umat ini telah mengikuti
Yahudi dan Nasrani, bahkan mereka telah meniru
dan semangat untuk bisa menjadi serupa atau
sama dengan dua kaum tersebut. Padahal
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam telah
mengancam dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam:
ﻣﻦ ﺗﺸﺒﻪ ﺑﻘﻮﻡ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻬﻢ
“Siapa saja yang menyerupakan diri dengan suatu
kaum maka ia termasuk dari kaum itu.”[ii]
Dosa Kagum dan Cinta Kaum Kafir
Bisa jadi karena kekaguman mereka meniru suatu
kaum tersebut. Bisa juga karena pengagungan atau
juga karena kecintaan. Alasan manapun yang
mereka pegangi semuanya adalah kesalahan dan
musibah.
Perhatikanlah apa yang dikisahkan oleh seorang
sahabat yang mulia, Anas bin Malik radhiyallahu
anhu. Suatu saat dia pernah berkata: “Datanglah
seorang laki-laki kepada Rosululloh shallallahu ‘alaihi
wasallam lalu bertanya: “Wahai Rosululloh, kapan
kiranya akan tegak hari kiamat?” Beliau shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Apa yang telah kau
persiapkan untuk menyambut kiamat?” Dia
menjawab: “Kupersiapkan kecintaanku kepada
Alloh dan kepada Rosul-Nya”. Lalu beliau pun
bersabda:
ﻓﺈﻧﻚ ﻣﻊ ﻣﻦ ﺃﺣﺒﺒﺖ
“Sesungguhnya kau akan bersama siapa yang kau
cinta.”
Kemudian Anas radhiyallahu anhu mengatakan:
“ Kami (para sahabat) tidaklah pernah merasa
gembira setelah keislaman kami dengan
kegembiraan sebagaimana rasa gembira kami
ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Sesungguhnya kau akan bersama siapa
yang kau cinta”. Anas radhiyallahu anhu pun
mengatakan, “Aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap
bisa bersama mereka karena kecintaanku pada
mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti
amalan mereka ”.[iii]
Bila seseorang akan dikumpulkan bersama siapa
yang dipuja dan dicinta, maka bagaimana kiranya
nasib orang-orang yang mencinta dan
mengagungkan kaum fasik dan orang-orang kafir
lagi durhaka? Musibah apa lagi kiranya yang lebih
besar dari ini semua?
Dosa Menghamburkan Harta dan Ikut Perbuatan
Setan
Tak sayang harta menjadi hal yang wajar bagi
mereka yang ber-valentine. Dengan dalih
menebarkan kasih sayang (menurut persangkaan
mereka), mereka hamburkan harta. Inilah salah
satu jalan setan yang mereka pilih dan mereka
ikuti. Yaitu menyia-nyiakan harta dan dan
membelanjakannya untuk kemaksiatan. Dan Alloh
azza wajalla telah berfirman:
… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada
Robbnya.[iv]
Dosa Pergaulan Bebas dan Perzinaan
Tak dipungkiri bahwa Islam adalah agama kasih
sayang dan memerintahkan agar umatnya
senantiasa berkasih sayang. Namun
sesungguhnya kasih sayang dalam Islam ialah
kasih sayang yang mulia, kasih sayang yang tulus
dan tak kenal pamrih. Ialah kasih sayang yang
penuh dengan aturan, adab dan tata krama
syari ’atnya yang agung. Bandingkan dengan
kenyataan kaum yang menebarkan kasih sayang di
hari valentine. Bukankah mereka telah banyak
melanggar aturan Islam dalam berhubungan
antara laki-laki dengan perempuan yang telah
diatur dengan aturan yang indah dan luhur?
Bukankah bervalentine semakna dengan berpesta
pergaulan bebas antara laki-laki dengan perempuan
tanpa aturan?
Allohumma, ya Alloh, ampunkan buat kami atas
dosa dan kelemahan kami. Sungguh, menebar
kasih sayang menurut mereka ialah pergaulan
bebas tanpa aturan, pergaulan bebas tanpa tata
krama. Berbaurnya laki-laki dengan kaum
perempuan dan dilakukannya apa yang mereka
hendak lakukan semaunya dan tanpa batasan.
Berpasanag-pasangan dan bersepi-sepi, sembunyi
dari pandangan mata manusia untuk bermaksiat
kepada Dzat Yang tak kan tersembunyi perzinaan
mereka bagi-Nya azza wajalla.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ﻻ ﻳﺨﻠﻮﻥ ﺭﺟﻞ ﺑﺎﻣﺮﺃﺓ ﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﺛﺎﻟﺜﻬﻤﺎ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ
“Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi berduaan
dengan seorang perempuan (yang bukan istrinya)
kecuali yang ketiganya ialah setan ”[v]
Sehingga setanlah yang menghias dan
mengarahkan semua pandangan mata, seluruh
ucapan lisan, semua yang terdengar, seluruh
sentuhan dan langkah langkah-langkah kaki
mereka. Jadilah mereka diperbudak oleh setan
setelah mereka diperbudak oleh nafsu.
Apakah bersama-sama melakukan perbuatan dosa
seperti ini yang dinakaman berkasih sayang?
Apakah bersama-sama memperturutkan nafsu lalu
tunduk patuh diperbudak setan seperti ini yang
namanya berkasih sayang?
Hanya kepada Alloh ta ’ala kita adukan semua
musibah yang menimpa sebagian besar umat ini.
Semoga Alloh subhanahu wata ’ala memelihara kita
dan keluarga kita dari dosa-dosa dan kemaksiatan.
Amin.
[i] HR. al-Bukhori 7320 dan Muslim 6952, dan ini
lafazh al-Bukhori.
[ii] HR. Abu Dawud 4033, Ahmad 2/50 dan 92,
dishohihkan oleh al-Albani v\ dalam Irwaul Gholil
1269
[iii] HR Muslim 6881
[iv] QS. al-Isro ’ [17]: 26-27
[v] HR Tirmidzi, Ahmad, dan Hakim, dan
dishohihkan oleh al-Albani dalam Shohihul Jami’
2546

Tidak ada komentar:

Posting Komentar